Minggu, 19 April 2015



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Eklampsi merupakan penyebab dengan peningkatan risiko morbiditas dan mortalitas maternal dan perinatal.kejadian eklampsia di Negara berkembang berkisar 1 dari 100 hingga 1 dari 700 kelahiran. Di Indonesia pre eklampsia dan eklampsia berkisar 1,5 % sampai 25 %. Koknifikan yang mengancam jiwa ibu akibat eklamsi adalah edema pulmonalis,gagal hati dan ginjal,DIC,sindrom HELLP,dan perdahan otak
Eklampsia disebut dengan antepartum, intrapartum, atau pascapartum. Bergantung pada apakah kejang muncul sebelum, selama atau sesudah persalinan. Eklampsia paling sering terjadi pada trimester terakhir dan menjadi semakin sering menjelang aterm
Masalah utama dalam mencegah dan mengobati eklampsia adalah penyebab kondisi yang tidak diketahui. Terdapat hubungan yang kuat antara hipertensi dan penyakit serebral yang mengidentifikasi persamaan klinis antara eklampsia dan ensefalopati hipertensif ( Vaughan & Delanty 2000 ). Namun demikian hasil signifikan yang diperoleh menunjukkan bahwa hipertensi tidak selalu menjadi perkursor awitan eklampsia tetapi hampir selalu terjadi setelah kejang.

B.     Tujuan
1.      Mampu melakukan asuhan kebidanan pada pasien dengan eklampsia.
2.      Mampu melaksanakan pengkajian dan mengumpulkan data pasien dengan eklampsia.
3.      Mampu menginterpretasikan secara benar masalah atau diagnosa berdasarkan data-data pasien dengan eklampsia tersebut.
4.      Mampu mengidentifikasi diagnosa potensial yang mungkin terjadi pada pasien dengan eklampsia.
5.      Mampu mengidentifikasi perlunya tindakan segera secara mandiri, kolaborasi dan rujukan pada pasien dengan eklampsia
BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Pengertian Eklampsia
Eklampsia berasal dari kata bahasa Yunani yang berarti “halilintar“ karena gejala eklampsia datang dengan mendadak dan menyebabkan suasana gawat dalam kebidanan. Eklampsia juga disebut sebuah komplikasi akut yang mengancam nyawa dari kehamilan, ditandai dengan munculnya kejang tonik - klonik , biasanya pada pasien yang telah menderita preeklampsia.(Preeklamsia dan eklampsia secara kolektif disebut gangguan hipertensi kehamilan dantoksemiakehamilan.)Prawiroharjo 2005.
Eklampsia adalah kelainan pada masa kehamilan, dalam persalinan atau masa nifas yang di tandai dengan kejang ( bukan timbul akibat kelainan saraf ) dan atau koma dimana sebelumnya sudah menimbulkan gejala preeklampsia. (Ong Tjandra & John 2008).
Eklampsia termasuk kejang dan koma yang terjadi selama kehamilan. Menjelang kejang – kejang dapat didahului dengan gejalanya :
1.      Nyeri kepala di daerah frontal
2.      Nyeri epigastrium
3.      Penglihatan semakin kabur
4.      Adanya mual muntah
5.      Pemeriksaan menunjukkan hiperrefleksia atau mudah terangsang.
Kemudian  dengan teori iskemia implantasi plasenta juga dapat terjadi berbagai gejalanya eklampsia yaitu :
1.      Kenaikan tekanan darah
2.      Pengeluaran protein dalam urine
3.      Edema kaki, tangan sampai muka
4.      Terjadinya gejala subjektif :
a)      Sakit kepala
b)      Penglihatan kabur
c)      Nyeri pada epigastrium
d)     Sesak nafas
e)      Berkurangnya pengeluaran urine
f)       Menurunnya kesadaran wanita hamil sampai koma
g)      Terjadinya kejang
Pada pemeriksaan darah kehamilan normal terdapat peningkatan angiontensin, renin dan aldosteron sebagai kompensasi sehingga peredaran darah dan metabolisme dapat berlangsung. Pada eklampsia maka terjadi penurunan angiotensin, renin dan aldosteron tetapi dapat dijumpai edema, hipertensi dan proteinuria.
Berdasarkan waktu terjadinya eklampsia dapat di bagi :
1.      Eklampsia gravidarum
·         Kejadian 50% sampai 60 %
·         Serangan terjadi dalam keadaan hamil
2.      Eklampsia parturientum
·         Kejadian sekitar 30 % sampai 50 %
·         Saat sedang inpartu
·         Batas dengan eklampsia gravidarum sukar di tentukan terutama saat mulai inpartu
3.      Eklampsia puerperium
·         Kejadian jarang 10 %
·         Terjadi serangan kejang atau koma seletah persalinan berakhir
Kejang – kejang pada eklampsia terdiri dari 4 tingkat :
1)       Tingkat awal atau aura
·         Berlangsung 30 – 35 detik
·         Tangan dan kelopak mata gemetan
·         Mata terbuka dengan pandangan kosong
·          Kepala di putar ke kanan atau ke kiri
2)      Tingkat kejang tonik
·         Berlangsung sekitar 30 detik
·         Seluruh tubuh kaku : wajah kaku, pernafasan berhenti, dapat diikuti sianosis, tangan menggenggam, kaki di putar kedalam, lidah dapat tergigit.
3)      Tingkat kejang klonik
·         Berlangsung 1 sampai 2 menit
·         Kejang tonik berubah menjadi kejang klonik
·         Konsentrasi otot berlangsung cepat
·         Mulut terbuka tertutup dan lidah dapat tergigit sampai putus
·         Mata melotot
·         Mulut berbuih
·         Muka terjadi kongesti dan tampak sianosis
·         Penderita dapat jatuh, menimbulkan trauma tambahan
4)      Tingkat koma
a)      Setelah kejang klonik berhenti penderita menarik nafas
b)       Diikuti,yang lamanya bervariasi
Selama terjadi kejang – kejang dapat terjadi suhu naik mencapai 40 ˚c, nadi bertambah cepat, dan tekanan darah meningkat.
Kejang dapat menimbulkan komplikasi pada ibu dan janin.
1.      Komplikasi ibu:
a)      Dapat menimbulkan sianosis
b)      Aspirasi air ludah menambah gangguan fungsi paru
c)      Tekanan darah meningkat menimbulkan perdarahan otak dan kegagalan jantung mendadak
d)     Lidah dapat tergigit
e)      Jatuh dari tempat tidur menyebabkan fraktura dan luka – luka
f)        Gangguan fungsi ginjal
g)        Perdarahan
h)      Gangguan fungsi hati dan menimbulkan ikhterus
2.      Komplikasi janin dalam rahim:
a)      Asfiksia mendadak
b)       Solusio plasenta
c)      Persalinan prematuritas
Berbagai faktor yang mempengaruhi eklampsia :
1)      Jumlah primigravida terutama primigravida muda
2)        Distensi rahim berlebihan yaitu hidramnoin, hamil ganda dan mola hidatosa
3)      Adanya penyakit yang menyertai kehamilan yaitu diabetes mellitus, kegemukan
4)     Jumlah umur ibu di atas 35 tahun

B.       Etiologi eklampsia
Dengan penyebab kematian ibu adalah perdarahan otak, payah jantung atau payah ginjal, dan aspirasi cairan lambung atau edema paru – paru. Sedangkan penyebab kematian bayi adalah asfiksia intrauterine dan persalinan prematuritas.
Mekanisme kematian janin dalam rahim pada penderita eklampsia:
a.       Akibat kekurangan O2 menyebabkan perubahan metabolisme ke arah lemak dan protein dapat menimbulkan badan keton
b.      Meransang dan mengubah keseimbangan nervus simfatis dan nervus vagus yang menyebabkan:
1) Perubahan denyut jantung janin menjadi takikardi dan dilanjutkan menjadi bradikardi serta irama yang tidak teratur
2) Peristaltis usus bertambah dan sfingter ani terbuka sehingga di keluarkannya mekonium yang akan masuk ke dalam paru – paru pada saat pertama kalinya neonatus aspirasi.
Sehingga bila kekurangan O2 dapat terus berlangsung keadaan akan bertambah gawat sampai terjadinya kematian dalam rahim maupun di luar rahim
Oleh sebab itu perlu memperhatikan komplikasi dan tingginya angka kematian ibu dan bayi. Maka usaha utama adalah mencegah pre eklampsia menjadi eklampsia perlu diketahui bidan dan selanjutnya melakukan rujukan ke rumah sakit.
C.      Patofisiologi eklampsia
Kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan penimbunan cairan yang berlebihan dalam ruang interstitial. Bahwa pada eklampsia dijumpai kadar aldosteron yang rendah dan konsentrasi prolaktin yang tinggi dari pada kehamilan normal. Aldosteron penting untuk mempertahankan volume plasma dan mengatur retensi air dan natrium. Serta pada eklampsia permeabilitas pembuluh darah terhadap protein meningkat.
Pada plasenta dan uterus terjadi penurunan aliran darah ke plasenta mengakibatkan gangguan fungsi plasenta. Pada hipertensi  pertumbuhan janin terganggu sehingga terjadi gawat-janin sampai menyebabkan kematian karena kekurangan oksigenisasi. Kenaikan tonus uterus dan kepekaan terhadap perangsangan sering terjadi pada eklampsia, sehingga mudah terjadi partus prematurus.
Perubahan pada ginjal disebabkan oleh aliran darah ke dalam ginjal menurun, sehingga menyebabkan filtrasi glomerulus berkurang. Kelainan pada ginjal yang penting ialah dalam hubungan dengan proteinuria dan mungkin dengan retensi garam dan air. Mekanisme retensi garam dan air akibat perubahan dalam perbandingan antara tingkat filtrasi glomelurus dan tingkat penyerapan kembali oleh tubulus. Pada kehamilan normal penyerapan ini meningkat sesuai dengan kenaikan filtrasi glomerulus. Penurunan filtrasi glomelurus akibat spasmus arteriolus ginjal menyebabkan filtrasi natrium melalui glomerulus menurun, yang menyebabkan retensi garam dan retensi air. Filtrasi glomerulus dapat turun sampai 50% dari normal, sehingga menyebabkan diuresis turun pada keadaan lanjut dapat terjadi oliguria atau anuria.
Pada retina tampak edema retina, spasmus setempat atau menyeluruh pada  beberapa arteri jarang terlihat perdarahan atau eksudat. Pelepasan retina disebabkan oleh edema intraokuler dan merupakan indikasi untuk pengakhiran kehamilan . Setelah persalinan berakhir, retina melekat lagi dalam 2 hari sampai 2 bulan. Skotoma, diplopia, dan ambiliopia merupakan gejala yang menunjukkan akan terjadinya eklampsia. Keadaan ini disebabkan oleh perubahan aliran darah dalam pusat penglihatan di korteks serebri atau dalam retina.
Edema paru-paru merupakan sebab utama kematian penderita eklampsia. Komplikasi disebabkan oleh dekompensasio kordis kiri. Perubahan pada otak bahwa resistensi pembuluh darah dalam otak pada hipertensi dalam kehamilan lebih tinggi  pada eklampsia. Sehingga aliran darah ke otak dan pemakaian oksigen pada eklampsia akan menurun.
Metabaolisme dan elektrolit yaitu hemokonsentrasi yang menyertai eklampsia sebabnya terjadi pergeseran cairan dan ruang intravaskuler ke ruang interstisial. Kejadian ini, diikuti oleh kenaikan hematokrit, peningkatan protein serum, dan bertambahnya edema, menyebabkan volume darah berkurang, viskositet darah meningkat, waktu peredaran darah tepi lebih lama. Karena itu, aliran darah ke jaringan diberbagai bagian tubuh berkurang  akibatnya hipoksia. Dengan perbaikan keadaan, hemokonsentrasi berkurang, sehingga turunnya hematokrit dapat dipakai sebagai ukuran perbaikan keadaan penyakit dan berhasilnya pengobatan.
Pada eklampsia, kejang dapat menyebabkan kadar gula darah naik untuk sementara. Asidum laktikum dan asam organik lain naik, dan bikarbonas natrikus, sehingga menyebabkan cadangan alkali turun. Setelah kejang, zat organik dioksidasi sehingga natrium dilepaskan untuk dapat bereaksi dengan asam karbonik menjadi bikarbaonas natrikus. Dengan demikian, cadangan alkali dapat pulih kembali. Pada kehamilan cukup bulan kadar fibrinogen meningkat. Waktu pembekuan lebih pendek dan kadang-kadang ditemukan kurang dari 1 menit pada eklampsia.

D.      Diagnosis eklampsia
Eklampsia selalu didahului oleh pre eklampsia. Perawatan prenatal untuk kehamilan dengan predisposisi pre eklampsia perlu ketat dilakukan agar dapat dideteksi sedini mungkin gejala – gejala eklampsia. Sering di jumpai perempuan hamil yang tampak sehat mendadak menjadi kejang – kejang eklampsia karena tidak terdeteksi adanya pre eklampsia sebelumnya.
Eklampsia harus dibedakan dari epilepsy ; dalam anamnesis diketahui adanya serangan sebelum hamil atau pada hamil muda dengan tanda pre eklampsia tidak ada, kejang akibat obat anastesi, koma karena sebab lain.

E.       Komplikasi eklampsia
Komplikasi yang terberat adalah kematian ibu dan janin, usaha utama ialah melahirkan bayi hidup dari ibu yang menderita pre eklampsia dan eklampsia. Komplikasi yang tersebut di bawah ini biasanya terjadi pada pre eklampsia berat dan eklampsia :
1.       Solusio plasenta
Karena adanya takanan darah tinggi, maka pembuluh darah dapat mudah pecah, sehingga terjadi hematom retropalsenta yang dapat menyebabkan sebagian plasenta dapat terlepas.
2.       Hipofibrinogenemia
Adanya kekurangan fibrinogen yang beredar dalam darah , biasanya di bawah 100 mg persen. Sehingga pemeriksaan kadar fibrinogen harus secara berkala.
3.       Hemolisis
Kerusakan atau penghancuran sel darah merah karena gangguan integritas membran sel darah merah yang menyebabkan pelepasan hemoglobin. Menunjukkan gejala klinik hemolisis yang dikenal karena ikterus.


4.       Perdarahan otak
Komplikasi ini merupakan penyebab utama kematian maternal pada penderita eklampsia.
5.       Kelainan mata
Kehilangan penglihatan untuk sementara, yang berlangsung sampai seminggu. Perdarahan kadang-kadang terjadi pada retina yang merupakan tanda gawat akan terjadinya apopleksia serebri.
6.       Edema paru – paru
7.       Nekrosis hati
Nekrosis periportal hati pada eklampsia merupakan akibat vasopasmus arteriol umum. Kerusakan sel-sel hati dapat diketahui dengan pemeriksaan faal hati, terutama penentuan enzim-enzimnya.
8.       Sindroma HELLP
Merupakan suatu kerusakan multisistem dengan tanda-tanda : hemolisis, peningkatan enzim hati, dan trombositopenia yang diakibatkan disfungsi endotel sistemik. Sindroma HELLP dapat timbul pada pertengahan kehamilan trimester dua sampai beberapa hari setelah melahirkan.
9.       Kelainan ginjal
Kelainan ini berupa endoteliosis glomerulus yaitu pembengkakan sitoplasma sel endotelial tubulus ginjal tanpa kelainan struktur lainnya. Kelainan lain yang dapat timbul ialah anuria sampai gagal ginjal.
10.   Komplikasi lain yaitu lidah tergigit, trauma dan fraktur karena jatuh akibat kejang -  kejang pneumonia aspirasi, dan DIC.
11.   Prematuritas, dismaturitas, dan kematian janin intra uterin.

F.       Prognosa eklampsia
Eklampsia di Indonesia masih merupakan penyakit pada kehamilan yang meminta korban besar dari ibu dan bayi ( Hanifa dalam Prawiroharjo, 2005 ).
Diurese dapat dipegang untuk prognosa ; jika diurese lebih dari 800 cc dalam 24 jam atau 200 cc tiap 6 jam makan prognosa agak baik. Sebaliknya oliguri dan anuri merupakan gejala yang buruk.
Gejala – gejala lain memperberat prognosa dikemukakan oleh Eden ialah ; koma yang lama, nadi di atas 120 x / menit, suhu di atas 39 ˚c, tekanan darah di atas 200 mmHg, proteinuria 10 gram sehari atau lebih, tidak adanya edema, edema paru – paru dan apoplexy merupakan keadaan yang biasanya mendahului kematian.

G.      Pencegahan eklampsia
Pada umumnya timbulnya eklampsia dapat dicegah atau frekuensinyadi kurangi. Usaha – usaha untuk menurunkan eklampsia terdiri atas meningkatkan jumlah balai pemeriksaan antenatal dan mengusahakan agar semua wanita haiml memeriksa diri sejak hamil muda, mencari pada tiap pemeriksaan tanda – tanda pre eklampsia dan mengobatinya segera apabila ditemukan, mengakhiri kehamilan sedapatnya pada kehamilan 37 minggu ke atas apabila dirawat tanda – tanda pre eklampsia tidak juga dapat hilang. ( Hanifa dalam Prawiroharjo, 2005 )






H.      Penanganan eklampsia
Tujuan utama penanganan eklampsia adalah menghentikan berulangnya serangan kejang dan mengakhiri kehamilan secepatnya dengan cara yang aman setelah keadaan ibu mengizinkan. Penanganan yang dilakukan :
·         Beri obat anti konvulsan
·         Perlengkapan untuk penanganan kejang
·         Lindungi pasien dari kemungkinan trauma
·         aspirasi mulut dan tenggorokan
·         baringkan pasien pada sisi kiri
·         posisikan secara trandelenburg untuk mengurangi resiko aspirasi
       berikan oksigen 4 – 6 liter / menit.

I.         Pengobatan eklampsia
Eklampsia merupakan gawat darurat kebidanan yang memerlukan pengobatan di rumah sakit untuk memberikan pertolongan yang adekuat.
Konsep pengobatannya :
a.       Menghindari terjadinya :
1)      Kejang berulang
2)     Mengurangi koma
3)     Meningkatkan jumlah dieresis
b.      Perjalanan kerumah sakit dapat diberikan :
1)      Obat penenang dengan injeksikan 20 mgr valium
2)     Pasang infuse glukosa 5 % dan dapat di tambah dengan valium 10 sampai 20 mgr
c.       Sertai petugas untuk memberikan pertolongan:
1)     Hindari gigitan lidah dengan memasang spatel pada lidah
2)     Lakukan resusitasi untuk melapangkan nafas dan berikan O2
3)    Hindari terjadinya trauma tambahan
Perawatan kolaborasi yang dilaksanakan dirumah sakit sebagai berikut :
1)      Kamar isolasi
a)      Hindari rangsangan dari luar sinar dan keributan
b)      Kurangi penerimaan kunjungan untuk pasien
c)      Perawat pasien dengan jumlahnya terbatas
2)      Pengobatan medis
Banyak pengobatan untuk menghindari kejang yang berkelanjutan dan meningkatkan vitalitas janin dalam kandungan. Dengan pemberian :
a)      Sistem stroganoff
b)      Sodium pentothal dapat menghilangkan kejang
c)      Magnesium sulfat dengan efek menurunkan tekanan darah , mengurangi sensitivitas saraf pada sinapsis, meningkatkan deuresis dan mematahkan sirkulasi iskemia plasenta sehingga menurunkan gejala klinis eklampsia.
d)     Diazepam atau valium
e)      Litik koktil
3)    Pemilihan metode persalinan
Pilihan pervaginam diutamakan :
a)      Dapat didahului dengan induksi persalinan
b)      Bahaya persalinan ringan
c)      Bila memenuhi syarat dapat dilakukan dengan memecahkan ketuban, mempercepat pembukaan, dan tindakan curam untuk mempercepat kala pengeluaran.
d)     Persalinan plasenta dapat dipercepat dengan manual
e)      Menghindari perdarahan dengan diberikan uterotonika






BAB III
PEMBAHASAN
ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI PADA NY. S UMUR 24
TAHUN P1A0AH1 POST PARTUM 4 JAM DENGAN
EKLAMPSIA DI RSUD KEBUMEN
TANGGAL 18 JANUARI 2012


No Register                            : 01298566
Masuk RS Tanggal/Pukul    : 18-1-2012, 08:00 WIB
Dirawat Di Ruang                 : Ruang Bersalin

LANGKAH I PENGKAJIAN DATA      
Tanggal/Pukul : 18-01-2012, 16:00 WIB, Oleh : Bidan
A.    Biodata Ibu / Suami
1.      Nama Istri                : Ny. S / Tn. R
2.      Umur                        : 24 th / 26 th
3.      Nikah                       : ± 2 tahun
4.      Suku                         : Jawa / Jawa
5.      Agama                     : Islam / Islam
6.      Pendidikan               : SMP / SMA
7.      Pekerjaan                 : IRT / Swasta
8.      Alamat                     : Bener Kulon, Ambal-Kebumen               



B.     Data Subjektif
1.      Alasan Dirawat
Ibu baru melahirkan bayinya pukul 12:00 WIB
2.      Keluhan Utama
Ibu mengatakan nyeri kepala hebat, pandangan matanya kabur, nyeri pada ulu hati

3.      Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus                    : 28 hari
Lama                     : 6-7 hari
Sifat darah            : cair dan tidak menggumpal
Teratur/ tidak        : Teratur
Keluhan                 : tidak ada

4.      Riwayat Perkawinan
      Status perkawinan                     : sah
      Menikah ke                                : 1 kali
      Usia kawin pertama                   : 2 tahun
      Lama                                         : 2 tahun

5.      Riwayat Obstetric : P 1 G1 A0

Hamil ke
Persalinan
nifas
tanggal
Uk
Jenis persalinan
penolong
komplikasi
jk
Bb lahir
laktasi
komplikasi
1
18-01-2012
38+1 mg
Normal
Dokter
Tidak ada
Laki-laki
3200 gram
Iya
Eklampsia















6.      Riwayat Kontrasepsi Yang Digunakan

No
Jenis kontrasepsi
Pasang
Lepas
tgl
Oleh
Tempat
keluhan
Tgl
oleh
tempat
Alas an

Belum pernah



















7.      Pola Pemenuhan Kebutuhan Masa Nifas
a.      Nutrisi

Makan
Minum
Frekuensi
3 kali/ hari
7-8  kali/ hari
Jenis
nasi, sayur, lauk
air putih, teh
Porsi
1 piring
1 gelas
Pantangan
tidak ada
tidak ada
Keluhan
: tidak ada
tidak ada
           
b.    Eliminasi                        
BAB                                                         
    Frekuensi            : 1 kali sehari             
    Warna                :  khas feses                          
    Konsistensi        : lembek                                
    keluhan               : tidak ada                             
BAK
Frekuensi         : 5-6 kali sehari
Warna              : kuning jernih
Konsistensi      : cair
keluhan            :  tidak ada
c.       Istirahat dan tidur
      Tidur Siang                                                          Tidur Malam
      Lama                      : 1 jam/hari                             6  jam/ hari
      Keluhan                 :  tidak ada                              tidak ada

d.    Aktivitas
            Ibu mengatakan sudah menyusui bayinya


e.      Mobilisasi
Ibu mengatakan belum berjalan, ibu masih berbaring miring ke kanan dan ke kiri

8.      Riwayat Kesehatan
a.      Penyakit yang pernah atau sedang diderita (menular,menurun, menahun)
Ibu mengatakan tidak pernah/sedang menderita penyakit menular ( TBC, Hepatitis, HIV, PMS) menurun ( Hipertensi, DM, Asma) dan menahun ( jantung, ginjal, paru).
b.     Penyakit yang pernah atau sedang diderita keluarga (menular,menurun, menahun)
Ibu mengatakan dari pihak keluarga ibu memiliki riwayat keturunan menderita hipertensi,
Ibu mengatakan keluarga suami tidak pernah/sedang menderita penyakit menular ( TBC, Hepatitis, HIV, PMS) menurun ( Hipertensi, DM, Asma) dan menahun ( jantung, ginjal, paru).
c.       Riwayat operasi
Ibu mengatakan belum pernah melakukan operasi seperti sesar, usus buntu, kista
d.      Riwayat alergi obat
Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi terhadap obat misalnya antibiotik dan lain-lain
e.  Kebiasaan yang mengganggu kesehatan ( merokok, minum jamu, minuman beralkohol )
Ibu mengatakan baik dirinya dan keluarga tidak ada yang merokok
Ibu mengatakan tidak minum jamu
Ibu mengatakan baik dirinya maupun keluarga tidak ada yang minum minuman beralkohol.

9.      Data Psikososial, spiritual dan ekonomi
      penerimaan ibu/suami/keluarga terhadap kelahiran, dukungan keluarga, hubungan dengan suami/keluarga/tetangga, perawatan bayi, kegiatan ibadah, kegiatan social, keadaan ekonomi keluarga
·         Ibu mengatakan suami dan keluarga senang dengan kelahiran bayinya
·         Ibu mengatakan suami dan keluarga senang dengan kelahiran bayinya
·         Ibu mengatakan akan memberikan asi ekslusif kepada bayinya
·         Ibu mengatakan hubungan dengan suami, keluarga dan tetangga baik
·         Ibu mengatakan akan merawat bayinya sendiri
·         Ibu mengatakan selalu taat menjalankan shalat lima waktu
·         Ibu mengatakan mengikuti arisan RT di sekitar rumahnya
·         Ibu mengatakan suami sudah menyiapkan dana untuk membiayai bayinya
C.    Data Objektif
1.      Pemeriksaan umum
Keadaan umum     : Lemah                      
Kesadaran             : Somnolens
Status emosional   : Labil
Tanda-tanda vital  :
                                                                            TD                                  : 160/90 mmHg
                                                                            Nadi                               : 98 x / menit
                                                                            P                                     : 20 x / menit
                                                                            Suhu                               : 37 ° C
                                TB                                   : 160 cm
                                BB sebelum hamil           : 57 kg            
                                BB sekarang                    : 68 kg
2.      Pemeriksaan Fisik
a)      Kepala       : Mesochepal, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, kulit kepala bersih, rambut hitam dan lurus.
b)      Wajah        :  Ovale, tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada bekas luka, ada oedema
c)      Mata          : simetris, konjungtiva pucat, mata bersih, sclera putih, tidak strabismus, reflex pupil – positif
d)     Hidung      : simetris, tidak ada polip, tidak ada secret
e)      Mulut        : bibir kering, tidak ada karies, gusi tidak berdarah, tidak ada pembesaran kelenjar tonsil, tidak labioskizis
f)       Telinga      : simetris, tidak ada serumen, pendengaran baik
g)      Leher         : tidak ada pembesaran kelenjar parotis, tiroid, limfe dan vena jugularis
h)      Dada                     : tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada bunyi wheezing.
i)        Payudara   : ada pembesaran, aerola hiperpigmentasi, putting menonjol, sudah ada pengeluaran kolostrum
j)        Abdomen  : tidak ada bekas luka, TFU 2 jari di bawah pusat
k)      Ekstremitas
Atas      : simetris, gerakan aktif, terdapat oedema pada daerah punggung tangan, kuku pucat, LILA 25 Cm 
Bawah  : simetris, gerakan aktif, terdapat oedema, kuku pucat, reflex patella +/+, tidak ada varises.
l)        Genetalia   : vagina bersih, tidak ada pembesaran kelenjar bartholini, tidak ada varises, tidak ada tanda infeksi
m)    Jahitan dalam/jahitan luar : tidak ada
n)       Lochea      : rubra
o)       tidak ada haemmoroid
3.      Pemeriksaan Penunjang      
Hb         :                           9 gr %
Protein urine                     : (+2)
Reduksi urine                   : Negatif (-)

4.      Data Penunjang
Riwayat persalinan
Tanggal                             : 18-01-2012                    Jam : 12:00 WIB
Masa Gestasi                    : 38+1 minggu
Komplikasi                       : tidak ada
Plasenta                            : lengkap
a.       Lahir : spontan
b.      Berat : 350 gram
c.       Tali pusat : panjang 50 cm,                           insersio : sentralis
d.      Kelainan : tidak ada
Perineum
a.       Robekan di : tidak ada
b.      Jahitan dalam : tidak ada
c.       Jahitan luar : tidak ada
Lama Persalinan                                                           Perdarahan
Kala I        : 3 Jam 10 Menit                                           0 cc
Kala II       : 0 Jam 30 Menit                                           20 cc
Kala III     : 0 Jam 10 Menit                                           80 cc
Kala IV     : 2 Jam 0 Menit                                             90 cc
Total          : 5 Jam 50 Menit                                           190 cc
Tindakan Lain : tidak ada
Nilai Apgar                                :1’: 8        5’: 9               10’ : 10
Hb                                          : 9 gr %
Protein urine                           : (+2)
Reduksi urine                         : (-)




LANGKAH II INTERPRETASI DATA
Diagnosa  kebidanan
Ny. S umur 24 tahun P1 A0 G1  post partum 4 jam dengan eklampsia
Ds:       ibu mengatakn berumur 24 tahun
·         Ibu mengatakan ini kelahiran anak pertama dan belum pernah kegguguran
·         Ibu mengatakanmelahirkan tanggal 18-01-2012 jam 12:00 WIB
·         Ibu mengatakan nyeri kepala hebat, pandangan mata kabur, nyeri pada ulu hati
Do       : Tanda-tanda vital     :
                                                                TD                                  : 160/90 mmHg
                                                                Nadi                               : 98 x / menit
                                                                RR                                  : 20 x / menit
                                                                Suhu                               : 37 ° C
a.       Wajah  :  Ovale, tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada bekas luka, ada oedema
b.      Mata    : simetris, konjungtiva pucat, mata bersih, sclera putih, tidak strabismus, reflex pupil
c.       Ekstremitas
Atas           : simetris, gerakan aktif, terdapat oedema pada daerah punggung tangan, kuku pucat, LILA 25 Cm
Bawah       : simetris, gerakan aktif, terdapat oedema, kuku pucat, reflex patella +/+, tidak ada varises.
d.      Hb                           :               9 gr %
Protein urine            :               (+2)
Reduksi urine       : (-)



LANGKAH III  IDENTIFIKASI  DAN ANTISIPASI DIAGNOSA POTENSIAL
Kematian pada ibu

LANGKAH IV TINDAKAN SEGERA
a.       Mandiri                      : tidak ada
b.      Kolaborasi                 : Kolaborasi dengan Dokter obgyn
c.       Merujuk                     : tidak ada

LANGKAH V PERENCANAAN             
TANGGAL : 18-01-2012                   JAM : 16:00 WIB
1.      Beritahukan kepada keluarga hasil pemeriksaan ibu
2.      Beri obat anti kejang
3.      Beri oksigen
4.      Lindungi pasien dari kemungkinan trauma
5.      Baringkan ibu pada sisi kiri
6.      Pantau  perkembangan KU secara adekuat
7.      Beri motivasi  dan dukungan  keluarga

LANGKAH VI PELAKSANAAN            
         TANGGAL : 18-01-2012                   JAM : 16:00 WIB
1.      Memberitahu keluarga tentang kondisi ibu, saat ini keadaan ibu memerlukan pemantauan yang ketat,  ibu mengalami kejang yang disebabkan tekanan darah tinggi .
2.      Memberikan obat anti kejang yaitu MgSO4 4 gr( dalam larutan 40%) IV selama 5 menit, 10 gr 50% secara IM dibagi menjadi 5 gr IM gluteus kanan dan 5 gr Gluteus kiri, apabila kejang berulang setelah 15 menit pemberian MgSO4 beri 2 gr MgSO4 (dalam larutan 40%) Iv selama 5 menit. Dosis pemberian : 1-2 gr/ jam per infus 15 tetes/menit atau 5 gr IM tiap 4 jam. Dosis dihentikan 24 jam pasca persalinan.
3.      Memberikan oksigen kepada ibu sebanyak 4-6 liter/menit
4.      Melindungi pasien dari kemungkinan  terjadi trauma dengan cara mengikat tangan dan kaki pasien (ikatan tidak terlalu kencang).
5.      Membaringkan ibu pada sisi kiri untuk mengurangi resiko terjadinya aspirasi
6.      Memantau perkembangan KU ibu yang meliputi TTV, Kontraksi, TFU, Urine, dan Perdarahan ± 30 menit sekali
7.      Memberikan motivasi dan dukungan pada keluarga dengan cara menyarankan keluarga untuk selalu berada di samping ibu dan menemani ibu.

LANGKAH VII  EVALUASI                    
      TANGGAL : 18-01-2012                   JAM : 16:00 WIB
1.      Keluarga sudah mengerti dan mengetahui keadaan ibu, terlihat keluarga mengangguk ketika diberi penjelasan oleh bidan
2.       Obat anti kejang MgSO4 sudah diberikan secara IV dan IM dengan dosis yang sudah ditentukan oleh dokter.
3.      Oksigen telah diberikan
4.      Kedua tangan dan kaki ibu sudah diikat dengan ikatan yang tidak terlalu kencang
5.      Ibu berbaring pada sisi kiri, dan tidak terjadi aspirasi
6.      Pemantauan sudah dilakukan, Hasil observasi KU TD : 160/100mmhg, N: : 98 x / menit, pernafasan : 20 x / menit, Suhu      : 37 ° C, kontraksi uterus baik, TFU 2 jari di bawah pusat, protein urine +2, perdarahan 5 cc
7.      Keluarga bersedia untuk selalu berada di samping ibu dan menemani ibu selama dirawat.




PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN NY’’S’’
POST PARTUM 4 JAM DENGAN EKLAMPSIA
DI RUMAH SAKIT UMUM  KEBUMEN
TANGGAL 18 JANUARI 2012

No. Register                : 01298566
Tanggal Masuk            : 18-1-2012, 08:00 WIB
Tanggal Partus            : 18-01-2012   Jam : 12:00 WIB
Tanggal pengkajian     :
Identitas Istri / Suami
1)      Nama Istri                : Ny. S / Tn. R
2)      Umur                        : 24 th / 26 th
3)      Nikah                       : ± 2 tahun
4)      Suku                         : Jawa / Jawa
5)      Agama                     : Islam / Islam
6)      Pendidikan               : SMP / SMA
7)      Pekerjaan                 : IRT / Swasta
8)      Alamat                     : Bener Kulon, Ambal-Kebumen               

DATA SUBJEKTIF (S )
Ibu mengatakan nyeri kepala hebat, pandangan matanya kabur, nyeri pada ulu hati
·         Ibu mengatakan ini kelahiran anak pertama dan belum pernah kegguguran
·         Ibu mengatakanmelahirkan tanggal 18-01-2012 jam 12:00 WIB
·         Ibu mengatakan nyeri kepala hebat, pandangan mata kabur, nyeri pada ulu hati
DATA OBJEKTIF (O)
Pemeriksaan umum
Keadaan umum     : Lemah                      
Kesadaran             : Somnolens
Status emosional   : Labil
Tanda-tanda vital  :
                                                                            TD                                  : 160/90 mmHg
                                                                            Nadi                               : 98 x / menit
                                                                            P                                     : 20 x / menit
                                                                            Suhu                               : 37 ° C
                                TB                                   : 160 cm
                                BB sebelum hamil           : 57 kg            
                                BB sekarang                    : 68 kg
a.       Pemeriksaan Fisik
Ø  Kepala    : Mesochepal, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, kulit kepala bersih, rambut hitam dan lurus.
Ø  Wajah     :  Ovale, tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada bekas luka, ada oedema
Ø  Mata                : simetris, konjungtiva pucat, mata bersih, sclera putih, tidak strabismus, reflex pupil – positif
Ø  Hidung   : simetris, tidak ada polip, tidak ada secret
Ø  Mulut      : bibir kering, tidak ada karies, gusi tidak berdarah, tidak ada pembesaran kelenjar tonsil, tidak labioskizis
Ø  Telinga    : simetris, tidak ada serumen, pendengaran baik
Ø  Leher      : tidak ada pembesaran kelenjar parotis, tiroid, limfe dan vena jugularis
Ø  Dada                : tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada bunyi wheezing.
Ø  Payudara         : ada pembesaran, aerola hiperpigmentasi, putting menonjol, sudah ada pengeluaran kolostrum
Ø  Abdomen        : tidak ada bekas luka, TFU 2 jari di bawah pusat
Ø  Ekstremitas
·         Atas           : simetris, gerakan aktif, terdapat oedema pada daerah punggung tangan, kuku pucat, LILA 25 Cm 
·         Bawah       : simetris, gerakan aktif, terdapat oedema, kuku pucat, reflex patella +/+, tidak ada varises.
Ø  Genetalia         : vagina bersih, tidak ada pembesaran kelenjar bartholini, tidak ada varises, tidak ada tanda infeksi
Ø  Jahitan dalam/jahitan luar : tidak ada
Ø   Lochea            : rubra
Ø   tidak ada haemmoroid
b.      Pemeriksaan Penunjang      
Hb         :                           9 gr %
Protein urine                     : (+2)
Reduksi urine                   : (-)

ASSESMENT (A)
Ny. S umur 24 tahun P1 A0 Ah 1 post partum 4 jam dengan eklampsia
Potensial pada ibu Kematian





PLANNING (P)
         Tanggal : 18-01-2012              Jam : 16:00 Wib
1.      Memberitahu keluarga tentang kondisi ibu, saat ini keadaan ibu memerlukan pemantauan yang ketat,  ibu mengalami kejang yang disebabkan tekanan darah tinggi .
2.      Memberikan obat anti kejang yaitu MgSO4 4 gr( dalam larutan 40%) IV selama 5 menit, 10 gr 50% secara IM dibagi menjadi 5 gr IM gluteus kanan dan 5 gr Gluteus kiri, apabila kejang berulang setelah 15 menit pemberian MgSO4 beri 2 gr MgSO4 (dalam larutan 40%) Iv selama 5 menit. Dosis pemberian : 1-2 gr/ jam per infus 15 tetes/menit atau 5 gr IM tiap 4 jam. Dosis dihentikan 24 jam pasca persalinan.
3.      Memberikan oksigen kepada ibu sebanyak 4-6 liter/menit
4.      Melindungi pasien dari kemungkinan  terjadi trauma dengan cara mengikat tangan dan kaki pasien (ikatan tidak terlalu kencang).
5.      Membaringkan ibu pada sisi kiri untuk mengurangi resiko terjadinya aspirasi
6.      Memantau perkembangan KU ibu yang meliputi TTV, Kontraksi, TFU, Urine, dan Perdarahan ± 30 menit sekali
7.      Memberikan motivasi dan dukungan pada keluarga dengan cara menyarankan keluarga untuk selalu berada di samping ibu dan menemani ibu.







BAB III
PENUTUP
A.     KESIMPULAN

Dari hasil asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada klien :
     Nama   : Ny “ S “
     Umur   :24 tahun
Didapatkan beberapa data yang akan dipergunakan sebagai landasan dalam memberikan asuhan. Dalam kesimpulan dimulai dari pengkajian, identifikasi diagnosa/masalah, diagnosa/masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera, intervensi, implementasi dan evaluasi diperoleh data :
1.    Pengkajian
Pada data subjektif didapatkan data bahwa pasien mengeluh pusing dan mata berkunag – kunang, seta teknan darah diatas normal.
2.    Analisa Diagnosa/Masalah
Pada analisa data, Ny. S umur 24 tahun P1 A0 G1  post partum 4 jam dengan eklampsia
Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial
Kematian pada ibu
3.    Identifikasi Kebutuhan Segera
Kolaborasi dokter obgyn dan bidan
4.    Intervensi
Rencana asuhan pada klien dengan 4 jam post partum eklampsia disesuaikan dengan teori karena fasilitas dan protap yang ada menunjang untuk membuat perencanaan tersebut sesuai dengan diagnosa dan masalah yang ada.
5.    Implementasi
Pelaksanaan asuhan kebidanan mengacu pada rencana tindakan yang telah disusun.
6.    Evaluasi
Setelah memberikan asuhan kebidanan, kemudian dilakukan evaluasi untuk menilai keefektifan dari asuhan yang diberikan. Tujuan yang diharapkan tercapai yaitu ibu selamat.

B.     SARAN
Saran yang diberikan pada petugas kesehatan maupun keluarga dalam menunjang proses persalinan dan nifas
Hendaknya memupuk kebersamaan dengan rekan sejawat sehingga tercipta hubungan saling menunjang
Senantiasa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan baik yang didapat dari praktek lapangan maupun kursus, seminar dan lain-lain












DAFTAR PUSTAKA

Buku ajar bidan Myles, Diane M. Fraser, Margaret A Cooper. Jakarta EGC 2009
Manuaba, Ida Bagus Gede , Ilmu kebidanan , Penyakit kandungan dan Kb untuk pendidikan bidan , Jakarta EGC 1998
Obstetri William : panduan ringkas / Kenneth J. Lereno, Egi Komara Yudha, Nike Budhi Subekti, Jakarta EGC 2009.
Rukiyah, Lia yulianti. 2010. ASUHAN KEBIDANAN 4 PATOLOGI, Jakarta Tim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar