BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Eklampsi merupakan penyebab dengan peningkatan risiko
morbiditas dan mortalitas maternal dan perinatal.kejadian eklampsia di Negara
berkembang berkisar 1 dari 100 hingga 1 dari 700 kelahiran. Di Indonesia pre
eklampsia dan eklampsia berkisar 1,5 % sampai 25 %. Koknifikan yang mengancam
jiwa ibu akibat eklamsi adalah edema pulmonalis,gagal hati dan ginjal,DIC,sindrom
HELLP,dan perdahan otak
Eklampsia
disebut dengan antepartum, intrapartum, atau pascapartum. Bergantung pada
apakah kejang muncul sebelum, selama atau sesudah persalinan. Eklampsia paling
sering terjadi pada trimester terakhir dan menjadi semakin sering menjelang
aterm
Masalah utama dalam mencegah dan mengobati eklampsia
adalah penyebab kondisi yang tidak diketahui. Terdapat hubungan yang kuat
antara hipertensi dan penyakit serebral yang mengidentifikasi persamaan klinis
antara eklampsia dan ensefalopati hipertensif ( Vaughan & Delanty 2000 ).
Namun demikian hasil signifikan yang diperoleh menunjukkan bahwa hipertensi
tidak selalu menjadi perkursor awitan eklampsia tetapi hampir selalu terjadi
setelah kejang.
B.
Tujuan
1. Mampu
melakukan asuhan kebidanan pada pasien dengan eklampsia.
2. Mampu
melaksanakan pengkajian dan mengumpulkan data pasien dengan eklampsia.
3. Mampu
menginterpretasikan secara benar masalah atau diagnosa berdasarkan data-data
pasien dengan eklampsia tersebut.
4. Mampu
mengidentifikasi diagnosa potensial yang mungkin terjadi pada pasien dengan
eklampsia.
5. Mampu
mengidentifikasi perlunya tindakan segera secara mandiri, kolaborasi dan
rujukan pada pasien dengan eklampsia
BAB II
LANDASAN
TEORI
A.
Pengertian Eklampsia
Eklampsia
berasal dari kata bahasa Yunani yang berarti “halilintar“ karena gejala eklampsia
datang dengan mendadak dan menyebabkan suasana gawat dalam kebidanan. Eklampsia
juga disebut sebuah komplikasi akut yang mengancam nyawa dari kehamilan,
ditandai dengan munculnya kejang tonik - klonik , biasanya pada pasien yang
telah menderita preeklampsia.(Preeklamsia dan eklampsia secara kolektif disebut
gangguan hipertensi kehamilan dantoksemiakehamilan.)Prawiroharjo 2005.
Eklampsia
adalah kelainan pada masa kehamilan, dalam persalinan atau masa nifas yang di
tandai dengan kejang ( bukan timbul akibat kelainan saraf ) dan atau koma
dimana sebelumnya sudah menimbulkan gejala preeklampsia. (Ong Tjandra &
John 2008).
Eklampsia termasuk kejang dan koma yang terjadi selama
kehamilan. Menjelang kejang – kejang dapat didahului dengan gejalanya :
1. Nyeri
kepala di daerah frontal
2. Nyeri
epigastrium
3. Penglihatan
semakin kabur
4. Adanya
mual muntah
5. Pemeriksaan
menunjukkan hiperrefleksia atau mudah terangsang.
Kemudian dengan teori iskemia implantasi plasenta
juga dapat terjadi berbagai gejalanya eklampsia yaitu :
1. Kenaikan
tekanan darah
2. Pengeluaran
protein dalam urine
3. Edema
kaki, tangan sampai muka
4. Terjadinya
gejala subjektif :
a) Sakit
kepala
b) Penglihatan
kabur
c) Nyeri
pada epigastrium
d) Sesak
nafas
e) Berkurangnya
pengeluaran urine
f) Menurunnya
kesadaran wanita hamil sampai koma
g) Terjadinya
kejang
Pada pemeriksaan darah kehamilan normal terdapat
peningkatan angiontensin, renin dan aldosteron sebagai kompensasi sehingga
peredaran darah dan metabolisme dapat berlangsung. Pada eklampsia maka terjadi
penurunan angiotensin, renin dan aldosteron tetapi dapat dijumpai edema,
hipertensi dan proteinuria.
Berdasarkan waktu
terjadinya eklampsia dapat di bagi :
1.
Eklampsia gravidarum
·
Kejadian
50% sampai 60 %
·
Serangan
terjadi dalam keadaan hamil
2.
Eklampsia parturientum
·
Kejadian
sekitar 30 % sampai 50 %
·
Saat
sedang inpartu
·
Batas
dengan eklampsia gravidarum sukar di tentukan terutama saat mulai inpartu
3.
Eklampsia puerperium
·
Kejadian
jarang 10 %
·
Terjadi
serangan kejang atau koma seletah persalinan berakhir
Kejang – kejang pada eklampsia terdiri dari 4 tingkat :
1) Tingkat awal atau aura
·
Berlangsung
30 – 35 detik
·
Tangan
dan kelopak mata gemetan
·
Mata
terbuka dengan pandangan kosong
·
Kepala di putar ke kanan atau ke kiri
2)
Tingkat kejang tonik
·
Berlangsung
sekitar 30 detik
·
Seluruh
tubuh kaku : wajah kaku, pernafasan berhenti, dapat diikuti sianosis, tangan
menggenggam, kaki di putar kedalam, lidah dapat tergigit.
3)
Tingkat kejang klonik
·
Berlangsung 1 sampai 2 menit
·
Kejang tonik berubah menjadi kejang klonik
·
Konsentrasi otot berlangsung cepat
·
Mulut terbuka tertutup dan lidah dapat
tergigit sampai putus
·
Mata melotot
·
Mulut berbuih
·
Muka terjadi kongesti dan tampak sianosis
·
Penderita dapat jatuh, menimbulkan trauma
tambahan
4)
Tingkat koma
a)
Setelah
kejang klonik berhenti penderita menarik nafas
b)
Diikuti,yang lamanya bervariasi
Selama terjadi kejang – kejang dapat terjadi suhu naik
mencapai 40 ˚c, nadi bertambah cepat, dan tekanan darah meningkat.
Kejang dapat menimbulkan komplikasi pada ibu dan janin.
1. Komplikasi
ibu:
a)
Dapat
menimbulkan sianosis
b)
Aspirasi
air ludah menambah gangguan fungsi paru
c)
Tekanan
darah meningkat menimbulkan perdarahan otak dan kegagalan jantung mendadak
d) Lidah
dapat tergigit
e)
Jatuh
dari tempat tidur menyebabkan fraktura dan luka – luka
f)
Gangguan fungsi ginjal
g)
Perdarahan
h)
Gangguan
fungsi hati dan menimbulkan ikhterus
2.
Komplikasi
janin dalam rahim:
a)
Asfiksia
mendadak
b)
Solusio plasenta
c)
Persalinan
prematuritas
Berbagai faktor yang
mempengaruhi eklampsia :
1)
Jumlah
primigravida terutama primigravida muda
2)
Distensi rahim berlebihan yaitu hidramnoin, hamil ganda dan mola hidatosa
3)
Adanya
penyakit yang menyertai kehamilan yaitu diabetes mellitus, kegemukan
4) Jumlah
umur ibu di atas 35 tahun
B.
Etiologi
eklampsia
Dengan penyebab kematian ibu adalah perdarahan otak,
payah jantung atau payah ginjal, dan aspirasi cairan lambung atau edema paru –
paru. Sedangkan penyebab kematian bayi adalah asfiksia intrauterine dan
persalinan prematuritas.
Mekanisme
kematian janin dalam rahim pada penderita eklampsia:
a.
Akibat
kekurangan O2 menyebabkan perubahan metabolisme ke arah lemak dan protein dapat
menimbulkan badan keton
b.
Meransang
dan mengubah keseimbangan nervus simfatis dan nervus vagus yang menyebabkan:
1) Perubahan denyut jantung janin menjadi
takikardi dan dilanjutkan menjadi bradikardi serta irama yang tidak teratur
2) Peristaltis usus bertambah dan sfingter
ani terbuka sehingga di keluarkannya mekonium yang akan masuk ke dalam paru –
paru pada saat pertama kalinya neonatus aspirasi.
Sehingga bila kekurangan O2 dapat terus
berlangsung keadaan akan bertambah gawat sampai terjadinya kematian dalam rahim
maupun di luar rahim
Oleh sebab itu perlu
memperhatikan komplikasi dan tingginya angka kematian ibu dan bayi. Maka
usaha utama adalah mencegah pre eklampsia menjadi eklampsia perlu diketahui
bidan dan selanjutnya melakukan rujukan ke rumah sakit.
C.
Patofisiologi
eklampsia
Kenaikan
berat badan dan edema yang disebabkan penimbunan cairan yang berlebihan dalam
ruang interstitial. Bahwa pada eklampsia dijumpai kadar aldosteron yang rendah
dan konsentrasi prolaktin yang tinggi dari pada kehamilan normal. Aldosteron
penting untuk mempertahankan volume plasma dan mengatur retensi air dan
natrium. Serta pada eklampsia permeabilitas pembuluh darah terhadap protein
meningkat.
Pada
plasenta dan uterus terjadi penurunan aliran darah ke plasenta mengakibatkan
gangguan fungsi plasenta. Pada hipertensi pertumbuhan janin terganggu
sehingga terjadi gawat-janin sampai menyebabkan kematian karena kekurangan
oksigenisasi. Kenaikan tonus uterus dan kepekaan terhadap perangsangan sering
terjadi pada eklampsia, sehingga mudah terjadi partus prematurus.
Perubahan
pada ginjal disebabkan oleh aliran darah ke dalam ginjal menurun, sehingga
menyebabkan filtrasi glomerulus berkurang. Kelainan pada ginjal yang penting
ialah dalam hubungan dengan proteinuria dan mungkin dengan retensi garam dan
air. Mekanisme retensi garam dan air akibat perubahan dalam perbandingan antara
tingkat filtrasi glomelurus dan tingkat penyerapan kembali oleh tubulus. Pada
kehamilan normal penyerapan ini meningkat sesuai dengan kenaikan filtrasi
glomerulus. Penurunan filtrasi glomelurus akibat spasmus arteriolus ginjal
menyebabkan filtrasi natrium melalui glomerulus menurun, yang menyebabkan
retensi garam dan retensi air. Filtrasi glomerulus dapat turun sampai 50% dari
normal, sehingga menyebabkan diuresis turun pada keadaan lanjut dapat terjadi
oliguria atau anuria.
Pada
retina tampak edema retina, spasmus setempat atau menyeluruh pada
beberapa arteri jarang terlihat perdarahan atau eksudat. Pelepasan retina
disebabkan oleh edema intraokuler dan merupakan indikasi untuk pengakhiran
kehamilan . Setelah persalinan berakhir, retina melekat lagi dalam 2 hari
sampai 2 bulan. Skotoma, diplopia, dan ambiliopia merupakan gejala yang
menunjukkan akan terjadinya eklampsia. Keadaan ini disebabkan oleh perubahan
aliran darah dalam pusat penglihatan di korteks serebri atau dalam retina.
Edema
paru-paru merupakan sebab utama kematian penderita eklampsia. Komplikasi
disebabkan oleh dekompensasio kordis kiri. Perubahan pada otak bahwa resistensi
pembuluh darah dalam otak pada hipertensi dalam kehamilan lebih tinggi
pada eklampsia. Sehingga aliran darah ke otak dan pemakaian oksigen pada
eklampsia akan menurun.
Metabaolisme
dan elektrolit yaitu hemokonsentrasi yang menyertai eklampsia sebabnya terjadi
pergeseran cairan dan ruang intravaskuler ke ruang interstisial. Kejadian ini,
diikuti oleh kenaikan hematokrit, peningkatan protein serum, dan bertambahnya
edema, menyebabkan volume darah berkurang, viskositet darah meningkat, waktu
peredaran darah tepi lebih lama. Karena itu, aliran darah ke jaringan
diberbagai bagian tubuh berkurang akibatnya hipoksia. Dengan perbaikan
keadaan, hemokonsentrasi berkurang, sehingga turunnya hematokrit dapat dipakai
sebagai ukuran perbaikan keadaan penyakit dan berhasilnya pengobatan.
Pada
eklampsia, kejang dapat menyebabkan kadar gula darah naik untuk sementara.
Asidum laktikum dan asam organik lain naik, dan bikarbonas natrikus, sehingga
menyebabkan cadangan alkali turun. Setelah kejang, zat organik dioksidasi
sehingga natrium dilepaskan untuk dapat bereaksi dengan asam karbonik menjadi
bikarbaonas natrikus. Dengan demikian, cadangan alkali dapat pulih kembali.
Pada kehamilan cukup bulan kadar fibrinogen meningkat. Waktu pembekuan lebih
pendek dan kadang-kadang ditemukan kurang dari 1 menit pada eklampsia.
D.
Diagnosis
eklampsia
Eklampsia selalu didahului oleh pre eklampsia. Perawatan
prenatal untuk kehamilan dengan predisposisi pre eklampsia perlu ketat
dilakukan agar dapat dideteksi sedini mungkin gejala – gejala eklampsia. Sering
di jumpai perempuan hamil yang tampak sehat mendadak menjadi kejang – kejang
eklampsia karena tidak terdeteksi adanya pre eklampsia sebelumnya.
Eklampsia harus dibedakan dari epilepsy ; dalam anamnesis
diketahui adanya serangan sebelum hamil atau pada hamil muda dengan tanda pre
eklampsia tidak ada, kejang akibat obat anastesi, koma karena sebab lain.
E.
Komplikasi eklampsia
Komplikasi yang terberat adalah kematian ibu dan janin,
usaha utama ialah melahirkan bayi hidup dari ibu yang menderita pre eklampsia
dan eklampsia. Komplikasi yang tersebut di bawah ini biasanya terjadi pada pre
eklampsia berat dan eklampsia :
1.
Solusio
plasenta
Karena
adanya takanan darah tinggi, maka pembuluh darah dapat mudah pecah, sehingga
terjadi hematom retropalsenta yang dapat menyebabkan sebagian plasenta dapat
terlepas.
2.
Hipofibrinogenemia
Adanya
kekurangan fibrinogen yang beredar dalam darah , biasanya di bawah 100 mg
persen. Sehingga pemeriksaan kadar fibrinogen harus secara berkala.
3.
Hemolisis
Kerusakan
atau penghancuran sel darah merah karena gangguan integritas membran sel darah
merah yang menyebabkan pelepasan hemoglobin. Menunjukkan gejala klinik
hemolisis yang dikenal karena ikterus.
4.
Perdarahan
otak
Komplikasi
ini merupakan penyebab utama kematian maternal pada penderita eklampsia.
5.
Kelainan
mata
Kehilangan
penglihatan untuk sementara, yang berlangsung sampai seminggu. Perdarahan
kadang-kadang terjadi pada retina yang merupakan tanda gawat akan terjadinya
apopleksia serebri.
6.
Edema
paru – paru
7.
Nekrosis
hati
Nekrosis
periportal hati pada eklampsia merupakan akibat vasopasmus arteriol umum.
Kerusakan sel-sel hati dapat diketahui dengan pemeriksaan faal hati, terutama
penentuan enzim-enzimnya.
8.
Sindroma
HELLP
Merupakan suatu
kerusakan multisistem dengan tanda-tanda : hemolisis, peningkatan enzim hati,
dan trombositopenia yang diakibatkan disfungsi endotel sistemik. Sindroma HELLP
dapat timbul pada pertengahan kehamilan trimester dua sampai beberapa hari
setelah melahirkan.
9.
Kelainan
ginjal
Kelainan ini berupa endoteliosis glomerulus
yaitu pembengkakan sitoplasma sel endotelial tubulus ginjal tanpa kelainan
struktur lainnya. Kelainan lain yang dapat timbul ialah anuria sampai gagal
ginjal.
10. Komplikasi
lain yaitu lidah tergigit, trauma dan fraktur karena jatuh akibat kejang
- kejang pneumonia aspirasi, dan DIC.
11. Prematuritas,
dismaturitas, dan kematian janin intra uterin.
F.
Prognosa
eklampsia
Eklampsia di Indonesia masih merupakan penyakit pada
kehamilan yang meminta korban besar dari ibu dan bayi ( Hanifa dalam
Prawiroharjo, 2005 ).
Diurese dapat dipegang untuk prognosa ; jika diurese
lebih dari 800 cc dalam 24 jam atau 200 cc tiap 6 jam makan prognosa agak baik.
Sebaliknya oliguri dan anuri merupakan gejala yang buruk.
Gejala – gejala lain memperberat prognosa dikemukakan
oleh Eden ialah ; koma yang lama, nadi di atas 120 x / menit, suhu di atas 39
˚c, tekanan darah di atas 200 mmHg, proteinuria 10 gram sehari atau lebih,
tidak adanya edema, edema paru – paru dan apoplexy merupakan keadaan yang
biasanya mendahului kematian.
G. Pencegahan eklampsia
Pada umumnya timbulnya eklampsia dapat dicegah atau
frekuensinyadi kurangi. Usaha – usaha untuk menurunkan eklampsia terdiri atas
meningkatkan jumlah balai pemeriksaan antenatal dan mengusahakan agar semua
wanita haiml memeriksa diri sejak hamil muda, mencari pada tiap pemeriksaan
tanda – tanda pre eklampsia dan mengobatinya segera apabila ditemukan,
mengakhiri kehamilan sedapatnya pada kehamilan 37 minggu ke atas apabila
dirawat tanda – tanda pre eklampsia tidak juga dapat hilang. ( Hanifa dalam
Prawiroharjo, 2005 )
H.
Penanganan eklampsia
Tujuan utama penanganan eklampsia adalah menghentikan
berulangnya serangan kejang dan mengakhiri kehamilan secepatnya dengan cara
yang aman setelah keadaan ibu mengizinkan. Penanganan yang dilakukan :
·
Beri
obat anti konvulsan
·
Perlengkapan
untuk penanganan kejang
·
Lindungi
pasien dari kemungkinan trauma
·
aspirasi
mulut dan tenggorokan
·
baringkan
pasien pada sisi kiri
·
posisikan
secara trandelenburg untuk mengurangi resiko aspirasi
berikan
oksigen 4 – 6 liter / menit.
I.
Pengobatan
eklampsia
Eklampsia
merupakan gawat darurat kebidanan yang memerlukan pengobatan di rumah sakit
untuk memberikan pertolongan yang adekuat.
Konsep
pengobatannya :
a.
Menghindari
terjadinya :
1)
Kejang
berulang
2) Mengurangi
koma
3) Meningkatkan
jumlah dieresis
b.
Perjalanan
kerumah sakit dapat diberikan :
1)
Obat
penenang dengan injeksikan 20 mgr valium
2) Pasang
infuse glukosa 5 % dan dapat di tambah dengan valium 10 sampai 20 mgr
c.
Sertai
petugas untuk memberikan pertolongan:
1) Hindari
gigitan lidah dengan memasang spatel pada lidah
2) Lakukan
resusitasi untuk melapangkan nafas dan berikan O2
3) Hindari
terjadinya trauma tambahan
Perawatan
kolaborasi yang dilaksanakan dirumah sakit sebagai berikut :
1)
Kamar
isolasi
a)
Hindari
rangsangan dari luar sinar dan keributan
b)
Kurangi
penerimaan kunjungan untuk pasien
c)
Perawat
pasien dengan jumlahnya terbatas
2)
Pengobatan
medis
Banyak pengobatan untuk menghindari kejang yang
berkelanjutan dan meningkatkan vitalitas janin dalam kandungan. Dengan
pemberian :
a)
Sistem
stroganoff
b)
Sodium
pentothal dapat menghilangkan kejang
c)
Magnesium
sulfat dengan efek menurunkan tekanan darah , mengurangi sensitivitas saraf
pada sinapsis, meningkatkan deuresis dan mematahkan sirkulasi iskemia plasenta
sehingga menurunkan gejala klinis eklampsia.
d) Diazepam
atau valium
e)
Litik
koktil
3) Pemilihan
metode persalinan
Pilihan pervaginam diutamakan :
a)
Dapat
didahului dengan induksi persalinan
b)
Bahaya
persalinan ringan
c)
Bila
memenuhi syarat dapat dilakukan dengan memecahkan ketuban, mempercepat
pembukaan, dan tindakan curam untuk mempercepat kala pengeluaran.
d) Persalinan
plasenta dapat dipercepat dengan manual
e)
Menghindari
perdarahan dengan diberikan uterotonika
BAB III
PEMBAHASAN
ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI PADA NY. S
UMUR 24
TAHUN P1A0AH1 POST PARTUM 4 JAM
DENGAN
EKLAMPSIA DI RSUD KEBUMEN
TANGGAL 18 JANUARI 2012
No Register :
01298566
Masuk RS Tanggal/Pukul :
18-1-2012, 08:00 WIB
Dirawat Di Ruang :
Ruang Bersalin
LANGKAH I PENGKAJIAN
DATA
Tanggal/Pukul : 18-01-2012, 16:00 WIB, Oleh : Bidan
A.
Biodata Ibu / Suami
1. Nama Istri : Ny. S / Tn. R
2. Umur : 24 th / 26 th
3. Nikah : ± 2 tahun
4. Suku : Jawa / Jawa
5. Agama : Islam / Islam
6. Pendidikan : SMP / SMA
7. Pekerjaan : IRT / Swasta
8. Alamat : Bener Kulon, Ambal-Kebumen
B.
Data Subjektif
1.
Alasan Dirawat
Ibu baru melahirkan bayinya pukul 12:00 WIB
2.
Keluhan Utama
Ibu mengatakan nyeri kepala hebat,
pandangan matanya kabur, nyeri pada ulu hati
3. Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 hari
Lama :
6-7 hari
Sifat darah : cair dan tidak menggumpal
Teratur/ tidak : Teratur
Keluhan : tidak ada
4.
Riwayat Perkawinan
Status
perkawinan : sah
Menikah ke :
1 kali
Usia kawin pertama : 2 tahun
Lama : 2 tahun
5.
Riwayat Obstetric : P 1 G1 A0
Hamil ke
|
Persalinan
|
nifas
|
|||||||
tanggal
|
Uk
|
Jenis persalinan
|
penolong
|
komplikasi
|
jk
|
Bb lahir
|
laktasi
|
komplikasi
|
|
1
|
18-01-2012
|
38+1 mg
|
Normal
|
Dokter
|
Tidak ada
|
Laki-laki
|
3200 gram
|
Iya
|
Eklampsia
|
6.
Riwayat Kontrasepsi Yang Digunakan
No
|
Jenis kontrasepsi
|
Pasang
|
Lepas
|
||||||
tgl
|
Oleh
|
Tempat
|
keluhan
|
Tgl
|
oleh
|
tempat
|
Alas an
|
||
Belum pernah
|
|||||||||
7. Pola
Pemenuhan Kebutuhan Masa Nifas
a.
Nutrisi
|
Makan
|
Minum
|
Frekuensi
|
3 kali/ hari
|
7-8 kali/ hari
|
Jenis
|
nasi, sayur, lauk
|
air putih, teh
|
Porsi
|
1 piring
|
1 gelas
|
Pantangan
|
tidak ada
|
tidak ada
|
Keluhan
|
: tidak ada
|
tidak ada
|
b.
Eliminasi
BAB
Frekuensi
: 1 kali sehari
Warna : khas feses
Konsistensi :
lembek
keluhan : tidak ada
BAK
Frekuensi : 5-6
kali sehari
Warna : kuning jernih
Konsistensi : cair
keluhan : tidak ada
c.
Istirahat
dan tidur
Tidur Siang Tidur Malam
Lama : 1 jam/hari 6 jam/ hari
Keluhan : tidak ada tidak
ada
d.
Aktivitas
Ibu
mengatakan sudah menyusui bayinya
e.
Mobilisasi
Ibu mengatakan belum berjalan, ibu
masih berbaring miring ke kanan dan ke kiri
8. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit yang pernah atau sedang
diderita (menular,menurun, menahun)
Ibu mengatakan tidak pernah/sedang
menderita penyakit menular ( TBC, Hepatitis, HIV, PMS) menurun ( Hipertensi,
DM, Asma) dan menahun ( jantung, ginjal, paru).
b. Penyakit yang pernah atau sedang
diderita keluarga (menular,menurun, menahun)
Ibu mengatakan dari pihak keluarga
ibu memiliki riwayat keturunan menderita hipertensi,
Ibu mengatakan keluarga suami tidak
pernah/sedang menderita penyakit menular ( TBC, Hepatitis, HIV, PMS) menurun (
Hipertensi, DM, Asma) dan menahun ( jantung, ginjal, paru).
c. Riwayat operasi
Ibu mengatakan belum pernah
melakukan operasi seperti sesar, usus buntu, kista
d. Riwayat alergi obat
Ibu mengatakan tidak mempunyai
riwayat alergi terhadap obat misalnya antibiotik dan lain-lain
e.
Kebiasaan yang mengganggu kesehatan
( merokok, minum jamu, minuman beralkohol )
Ibu mengatakan
baik dirinya dan keluarga tidak ada yang merokok
Ibu mengatakan
tidak minum jamu
Ibu mengatakan
baik dirinya maupun keluarga tidak ada yang minum minuman beralkohol.
9. Data Psikososial, spiritual dan
ekonomi
penerimaan
ibu/suami/keluarga terhadap kelahiran, dukungan keluarga, hubungan dengan
suami/keluarga/tetangga, perawatan bayi, kegiatan ibadah, kegiatan social,
keadaan ekonomi keluarga
·
Ibu mengatakan suami dan keluarga
senang dengan kelahiran
bayinya
·
Ibu mengatakan suami dan keluarga senang dengan
kelahiran bayinya
·
Ibu
mengatakan akan memberikan asi ekslusif kepada bayinya
·
Ibu mengatakan hubungan dengan suami,
keluarga dan tetangga baik
·
Ibu mengatakan akan merawat bayinya
sendiri
·
Ibu mengatakan selalu taat menjalankan
shalat lima waktu
·
Ibu mengatakan mengikuti arisan RT di
sekitar rumahnya
·
Ibu mengatakan suami sudah menyiapkan dana untuk membiayai
bayinya
C.
Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Somnolens
Status emosional : Labil
Tanda-tanda vital :
TD :
160/90 mmHg
Nadi : 98 x / menit
P : 20 x / menit
Suhu : 37 ° C
TB : 160 cm
BB sebelum
hamil : 57 kg
BB sekarang : 68
kg
2. Pemeriksaan Fisik
a) Kepala : Mesochepal, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan,
kulit kepala bersih, rambut hitam dan lurus.
b) Wajah : Ovale,
tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada bekas luka, ada oedema
c) Mata : simetris, konjungtiva pucat, mata
bersih, sclera putih, tidak strabismus, reflex pupil – positif
d) Hidung : simetris, tidak ada polip, tidak ada secret
e) Mulut : bibir kering, tidak ada karies, gusi tidak berdarah, tidak
ada pembesaran kelenjar tonsil, tidak labioskizis
f) Telinga : simetris, tidak ada serumen, pendengaran baik
g) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar parotis, tiroid, limfe dan
vena jugularis
h) Dada : tidak ada retraksi dinding dada,
tidak ada bunyi wheezing.
i)
Payudara : ada pembesaran, aerola hiperpigmentasi,
putting menonjol, sudah ada pengeluaran kolostrum
j)
Abdomen : tidak ada bekas luka, TFU 2 jari di bawah
pusat
k) Ekstremitas
Atas : simetris, gerakan aktif, terdapat oedema pada daerah punggung
tangan, kuku pucat, LILA 25 Cm
Bawah : simetris, gerakan aktif, terdapat oedema, kuku pucat, reflex
patella +/+, tidak ada varises.
l)
Genetalia : vagina bersih, tidak ada pembesaran
kelenjar bartholini, tidak ada varises, tidak ada tanda infeksi
m) Jahitan dalam/jahitan luar : tidak
ada
n) Lochea : rubra
o) tidak ada haemmoroid
3. Pemeriksaan Penunjang
Hb :
9 gr %
Protein urine : (+2)
Reduksi urine : Negatif (-)
4. Data Penunjang
Riwayat
persalinan
Tanggal : 18-01-2012 Jam : 12:00 WIB
Masa Gestasi : 38+1 minggu
Komplikasi : tidak ada
Plasenta : lengkap
a.
Lahir : spontan
b.
Berat : 350 gram
c.
Tali pusat : panjang 50 cm, insersio : sentralis
d.
Kelainan : tidak ada
Perineum
a.
Robekan di : tidak ada
b.
Jahitan dalam : tidak ada
c.
Jahitan luar : tidak ada
Lama
Persalinan Perdarahan
Kala I : 3 Jam 10 Menit 0
cc
Kala II : 0 Jam 30 Menit 20
cc
Kala III : 0 Jam 10 Menit 80
cc
Kala IV : 2 Jam 0 Menit 90
cc
Total : 5 Jam 50 Menit 190
cc
Tindakan Lain : tidak ada
Nilai Apgar :1’: 8 5’: 9 10’
: 10
Hb :
9 gr %
Protein urine : (+2)
Reduksi urine : (-)
LANGKAH II INTERPRETASI DATA
Diagnosa kebidanan
Ny. S umur 24
tahun P1 A0 G1 post partum 4 jam dengan
eklampsia
Ds:
ibu mengatakn berumur 24 tahun
·
Ibu
mengatakan ini kelahiran anak pertama dan belum pernah kegguguran
·
Ibu
mengatakanmelahirkan tanggal 18-01-2012 jam 12:00 WIB
·
Ibu
mengatakan nyeri kepala hebat, pandangan mata kabur, nyeri pada ulu hati
Do : Tanda-tanda vital :
TD : 160/90 mmHg
Nadi : 98 x / menit
RR : 20 x / menit
Suhu : 37 ° C
a.
Wajah : Ovale, tidak ada cloasma gravidarum,
tidak ada bekas luka, ada oedema
b.
Mata : simetris, konjungtiva pucat, mata bersih,
sclera putih, tidak strabismus, reflex pupil
c.
Ekstremitas
Atas : simetris, gerakan aktif, terdapat oedema pada daerah
punggung tangan, kuku pucat, LILA 25 Cm
Bawah : simetris, gerakan aktif, terdapat oedema, kuku pucat, reflex
patella +/+, tidak ada varises.
d. Hb : 9
gr %
Protein urine :
(+2)
Reduksi urine : (-)
LANGKAH III IDENTIFIKASI DAN ANTISIPASI DIAGNOSA POTENSIAL
Kematian pada ibu
LANGKAH
IV TINDAKAN SEGERA
a.
Mandiri : tidak ada
b.
Kolaborasi :
Kolaborasi
dengan Dokter obgyn
c. Merujuk : tidak ada
LANGKAH
V PERENCANAAN
TANGGAL
: 18-01-2012 JAM : 16:00
WIB
1. Beritahukan kepada keluarga hasil
pemeriksaan ibu
2. Beri obat anti kejang
3. Beri oksigen
4. Lindungi pasien dari kemungkinan
trauma
5. Baringkan ibu pada sisi kiri
6. Pantau perkembangan KU secara adekuat
7. Beri motivasi dan dukungan
keluarga
LANGKAH VI PELAKSANAAN
TANGGAL : 18-01-2012 JAM : 16:00 WIB
1.
Memberitahu keluarga tentang kondisi
ibu, saat ini keadaan ibu memerlukan pemantauan yang ketat, ibu mengalami kejang yang disebabkan tekanan
darah tinggi .
2.
Memberikan obat anti kejang yaitu
MgSO4 4 gr( dalam larutan 40%) IV selama 5 menit, 10 gr 50% secara IM dibagi
menjadi 5 gr IM gluteus kanan dan 5 gr Gluteus kiri, apabila kejang berulang
setelah 15 menit pemberian MgSO4 beri 2 gr MgSO4 (dalam larutan 40%) Iv selama
5 menit. Dosis pemberian : 1-2 gr/ jam per infus 15 tetes/menit atau 5 gr IM
tiap 4 jam. Dosis dihentikan 24 jam pasca persalinan.
3.
Memberikan oksigen kepada ibu
sebanyak 4-6 liter/menit
4.
Melindungi pasien dari
kemungkinan terjadi trauma dengan cara
mengikat tangan dan kaki pasien (ikatan tidak terlalu kencang).
5.
Membaringkan ibu pada sisi kiri
untuk mengurangi resiko terjadinya aspirasi
6.
Memantau perkembangan KU ibu yang
meliputi TTV, Kontraksi, TFU, Urine, dan Perdarahan ± 30 menit sekali
7.
Memberikan motivasi dan dukungan
pada keluarga dengan cara menyarankan keluarga untuk selalu berada di samping
ibu dan menemani ibu.
LANGKAH VII EVALUASI
TANGGAL :
18-01-2012 JAM : 16:00
WIB
1. Keluarga sudah mengerti dan
mengetahui keadaan ibu, terlihat keluarga mengangguk ketika diberi penjelasan
oleh bidan
2. Obat anti kejang MgSO4 sudah diberikan secara
IV dan IM dengan dosis yang sudah ditentukan oleh dokter.
3. Oksigen telah diberikan
4. Kedua tangan dan kaki ibu sudah
diikat dengan ikatan yang tidak terlalu kencang
5. Ibu berbaring pada sisi kiri, dan
tidak terjadi aspirasi
6. Pemantauan sudah dilakukan, Hasil
observasi KU TD : 160/100mmhg, N: : 98 x
/ menit,
pernafasan : 20 x / menit, Suhu : 37 ° C, kontraksi uterus baik, TFU 2 jari di bawah
pusat, protein urine +2, perdarahan 5 cc
7. Keluarga bersedia untuk selalu
berada di samping ibu dan menemani ibu selama dirawat.
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
NY’’S’’
POST PARTUM 4
JAM DENGAN EKLAMPSIA
DI RUMAH
SAKIT UMUM KEBUMEN
TANGGAL 18 JANUARI 2012
No. Register : 01298566
Tanggal Masuk : 18-1-2012, 08:00 WIB
Tanggal Partus : 18-01-2012 Jam :
12:00 WIB
Tanggal pengkajian :
Identitas Istri / Suami
1) Nama Istri : Ny. S / Tn. R
2) Umur : 24 th / 26 th
3) Nikah : ± 2 tahun
4) Suku : Jawa / Jawa
5) Agama : Islam / Islam
6) Pendidikan : SMP / SMA
7) Pekerjaan : IRT / Swasta
8) Alamat : Bener Kulon, Ambal-Kebumen
DATA
SUBJEKTIF (S )
Ibu mengatakan nyeri kepala hebat,
pandangan matanya kabur, nyeri pada ulu hati
·
Ibu
mengatakan ini kelahiran anak pertama dan belum pernah kegguguran
·
Ibu
mengatakanmelahirkan tanggal 18-01-2012 jam 12:00 WIB
·
Ibu
mengatakan nyeri kepala hebat, pandangan mata kabur, nyeri pada ulu hati
DATA
OBJEKTIF (O)
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Somnolens
Status emosional : Labil
Tanda-tanda vital :
TD : 160/90 mmHg
Nadi : 98 x / menit
P : 20 x /
menit
Suhu : 37 ° C
TB : 160 cm
BB sebelum hamil : 57 kg
BB sekarang : 68 kg
a.
Pemeriksaan Fisik
Ø Kepala : Mesochepal, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan,
kulit kepala bersih, rambut hitam dan lurus.
Ø Wajah : Ovale,
tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada bekas luka, ada oedema
Ø Mata :
simetris, konjungtiva pucat, mata bersih, sclera putih, tidak strabismus,
reflex pupil – positif
Ø Hidung : simetris, tidak ada polip, tidak ada secret
Ø Mulut : bibir kering, tidak ada karies, gusi tidak berdarah, tidak
ada pembesaran kelenjar tonsil, tidak labioskizis
Ø Telinga : simetris, tidak ada serumen, pendengaran baik
Ø Leher : tidak ada pembesaran kelenjar parotis, tiroid, limfe dan vena
jugularis
Ø Dada :
tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada bunyi wheezing.
Ø Payudara : ada pembesaran, aerola hiperpigmentasi, putting menonjol,
sudah ada pengeluaran kolostrum
Ø Abdomen : tidak ada bekas luka, TFU 2 jari di bawah pusat
Ø Ekstremitas
·
Atas
: simetris, gerakan aktif,
terdapat oedema pada daerah punggung tangan, kuku pucat, LILA 25 Cm
·
Bawah : simetris, gerakan aktif, terdapat
oedema, kuku pucat, reflex patella +/+, tidak ada varises.
Ø Genetalia : vagina bersih, tidak ada pembesaran kelenjar bartholini,
tidak ada varises, tidak ada tanda infeksi
Ø Jahitan dalam/jahitan luar : tidak
ada
Ø Lochea :
rubra
Ø tidak ada haemmoroid
b. Pemeriksaan Penunjang
Hb :
9 gr %
Protein urine : (+2)
Reduksi urine : (-)
ASSESMENT
(A)
Ny. S umur 24
tahun P1 A0 Ah 1 post partum 4 jam dengan eklampsia
Potensial
pada ibu Kematian
PLANNING
(P)
Tanggal :
18-01-2012 Jam : 16:00 Wib
1.
Memberitahu keluarga tentang kondisi
ibu, saat ini keadaan ibu memerlukan pemantauan yang ketat, ibu mengalami kejang yang disebabkan tekanan
darah tinggi .
2.
Memberikan obat anti kejang yaitu
MgSO4 4 gr( dalam larutan 40%) IV selama 5 menit, 10 gr 50% secara IM dibagi
menjadi 5 gr IM gluteus kanan dan 5 gr Gluteus kiri, apabila kejang berulang
setelah 15 menit pemberian MgSO4 beri 2 gr MgSO4 (dalam larutan 40%) Iv selama
5 menit. Dosis pemberian : 1-2 gr/ jam per infus 15 tetes/menit atau 5 gr IM
tiap 4 jam. Dosis dihentikan 24 jam pasca persalinan.
3.
Memberikan oksigen kepada ibu
sebanyak 4-6 liter/menit
4.
Melindungi pasien dari
kemungkinan terjadi trauma dengan cara
mengikat tangan dan kaki pasien (ikatan tidak terlalu kencang).
5.
Membaringkan ibu pada sisi kiri untuk
mengurangi resiko terjadinya aspirasi
6.
Memantau perkembangan KU ibu yang
meliputi TTV, Kontraksi, TFU, Urine, dan Perdarahan ± 30 menit sekali
7.
Memberikan motivasi dan dukungan
pada keluarga dengan cara menyarankan keluarga untuk selalu berada di samping
ibu dan menemani ibu.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari
hasil asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada klien :
Nama :
Ny “ S “
Umur :24
tahun
Didapatkan
beberapa data yang akan dipergunakan sebagai landasan dalam memberikan asuhan. Dalam
kesimpulan dimulai dari pengkajian, identifikasi diagnosa/masalah,
diagnosa/masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera, intervensi,
implementasi dan evaluasi diperoleh data :
1.
Pengkajian
Pada data subjektif didapatkan data
bahwa pasien mengeluh pusing dan mata berkunag – kunang, seta teknan darah
diatas normal.
2.
Analisa Diagnosa/Masalah
Pada analisa data, Ny. S umur 24
tahun P1 A0 G1 post partum 4 jam dengan
eklampsia
Identifikasi Diagnosa/Masalah
Potensial
Kematian
pada ibu
3.
Identifikasi Kebutuhan Segera
Kolaborasi
dokter obgyn dan bidan
4.
Intervensi
Rencana
asuhan pada klien dengan 4 jam post partum eklampsia disesuaikan dengan teori
karena fasilitas dan protap yang ada menunjang untuk membuat perencanaan
tersebut sesuai dengan diagnosa dan masalah yang ada.
5.
Implementasi
Pelaksanaan
asuhan kebidanan mengacu pada rencana tindakan yang telah disusun.
6.
Evaluasi
Setelah
memberikan asuhan kebidanan, kemudian dilakukan evaluasi untuk menilai keefektifan
dari asuhan yang diberikan. Tujuan yang diharapkan tercapai yaitu ibu selamat.
B.
SARAN
Saran yang
diberikan pada petugas kesehatan maupun keluarga dalam menunjang proses
persalinan dan nifas
Hendaknya
memupuk kebersamaan dengan rekan sejawat sehingga tercipta hubungan saling
menunjang
Senantiasa
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan baik yang didapat dari praktek
lapangan maupun kursus, seminar dan lain-lain
DAFTAR PUSTAKA
Buku
ajar bidan Myles, Diane M. Fraser, Margaret A Cooper. Jakarta EGC 2009
Manuaba,
Ida Bagus Gede , Ilmu kebidanan , Penyakit kandungan dan Kb untuk pendidikan
bidan , Jakarta EGC 1998
Obstetri
William : panduan ringkas / Kenneth J. Lereno, Egi Komara Yudha, Nike Budhi
Subekti, Jakarta EGC 2009.
Rukiyah,
Lia yulianti. 2010. ASUHAN KEBIDANAN 4 PATOLOGI, Jakarta Tim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar